Hasil Penelitian dapat dilihat di sini: https://tinyurl.com/34cjmm6s
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui siapa saja dan besaran dampak yang dirasakan masyarakat sebagai akibat anomali iklim. Selain itu untuk mengetahui respon petani nelayan dalam memenuhi kebutuhan pangan.
Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu provinsi yang terdiri dari ratusan pulau dan memiliki karakteristik iklim mikro yang berbeda-beda. Secara umum NTT memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim penghujan. Musim kemarau berlansung dari bulan maret hingga oktober sedangkan musim penghujan berlansung dari November hingga Februari. Berdasarkan klasifikasi iklim oleh Schmidt dan Ferguson, Kabupaten Kupang dan Kota kupang termasuk wilayah tipe D dengan koefisien 2 sebesar 71,4 persen.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui siapa saja dan besaran dampak yang dirasakan masyarakat sebagai akibat anomali iklim. Selain itu untuk mengetahui respon petani nelayan dalam memnuhi kebutuhan pangan. Baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Mengetahui mekanisme keluarga dan pembagian peran untuk memenuhi kebutuhan pangan. Mengetahui respon negara melalui kebijakan-kebijakan untuk membantu masyarakat miskin menghadapi dampak anomali iklim.
Penelitian ini bertempat di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang dengan daerah sampel untuk petani lahan kering di kecamatan Amarasi Barat, amarasi Timur dan Kecamatan Taebenu. Untuk petani lahan kering di kota kupang, diambil dari kecamatan Alak dan Mulafa. Sedangkan nelayan artisanal dilakukan di kecamatan Kupang Tengah dan kecamatan Alak.***