Narasumber WS Informasi Iklim dan Cuaca, Kab. Kupang. Dari kiri ke kanan: Sandy Purba AlMubarak (BMKG Meteorologi, Penfui-El Tari), Torry Kuswardono (Pikul) dan Julistianto (BMKG Klimatologi, Lasiana)
Dalam 15 tahun terakhir, petani dan nelayan di Nusa Tenggara Timur mengalami beberapa kali kegagalan produksi dan hambatan melaut.
PARA petani di NTT, sebagian besar masih sangat tergantung pada musim hujan. Perubahan cuaca yang mulai sulit ditebak sejak tahun 2007 mengakibatkan kerugian pada para nelayan baik itu biaya produksi yang meningkat akibat gagal melaut yang mengakibatkan penambahan hutang yang memilit nelayan, maupun musibah yang terjadi di tengah lautan. Bahkan pada tahun 2009-2012, musim angin timur tidak lagi bersahabat untuk para nelayan tangkap berperahu, dan pada tahun 2011-2012 sebagian besar nelayan bagan tancab merugi akibat terhempas gelombang tinggi dan angin timur yang tidak bisa diantisipasi oleh para nelayan.
Informasi cuaca dan iklim secara regional sebenarnya sudah diproduksi oleh BMKG. Namun diakui masih sulit diakses oleh petani dan nelayan. Informasi yang tersedia pun sulit diterjemahkan oleh petani dan nelayan dalam konteks yang mereka pahami. Sehingga dibutuhkan protokol untuk merubah informasi tersebut menjadi informasi yang gamblang; menjelaskan tentang situasi cuaca dan iklim yang terjadi, seperti angka-angka curah hujan, kecepatan angin dan lain sebaginya.
Hal di atas melatar belakangi Pikul untuk bekerjasama sama dengan Indonesian Climate Change Trust Fund (ICCTF) dan petani/nelayan di Kota/kabupaten Kupang untuk mengembangkan informasi tentang cuaca dan iklim. Hal ini dianggap penting karena akan membantu petani dan nelayan, memanfaatkan informasi cuaca dan iklim untuk mendapatkan kepastian dan mengambil keputusan dalam usaha pertanian maupun keputusan untuk pergi menangkap ikan.
Pengembangan sistim bersama ini diawali lewat “Lokakarya Informasi Iklim dan Cuaca untuk Nelayan, Petani, dan PPL” yang berlangsung terpisah; 24 Juni dan 26 Juni 2014 di Kupang.
Lokakarya ini menghadirkan 5 narasumber dari Peneliti, BMKG Stasiun Klimatologi Lasiana, BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, BPTP atau Dinas Pertanian Kota Kupang/Kabupaten Kupang, dan Dinas Perikanan Kota Kupang/Kabupaten Kupang, serta 2 orang Fasilitator.
Workshop Informasi Iklim dan Cuaca, Kab. Kupang dan Kota Kupang
Kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi nelayan dan petani mengakses sumber dan jenis informasi cuaca dan iklim yang mereka butuhkan, serta mengkalibrasi informasi modern dengan teknik prediksi/pengumpulan informasi tradiosional dan bersama-sama membangun dasar sistim penyebaran informasi cuaca dan iklim untuk petani dan nelayan. Sebelumnya Pikul/ICCTF telah melakukan riset tingkat kebutuhan informasi iklim dan cuaca. Riset ini termasuk mengumpulkan cara-cara prediksi iklim/cuaca konvensional yang turun temurun dilakukan oleh petani dan nelayan di Kupang.
“Informasi cuaca dan iklim sudah ada, namun kami masih sulit mendapatkannya. Karena tidak ada penyampaian informasi dari BMKG ataupun staf yang datang ke petani dan nelayan” tutur Godlift Suan, Nelayan asal Tablolong, Kab. Kupang dalam sesi tanya jawab.
Hal ini dibenarkan oleh Julistianto, Kepala Stasius Kelas II Meteorologi BMKG, sebagai salah satu narasumber. ”Kita dibatasi oleh tenaga teknis serta tupoksi kerja yang belum memberikan ruang untuk mempublikasikan secara langsung informasi kepada petani dan nelayan. Karena itu merupakan tugas dan tanggung jawab dari instansi lain yang membidangi bidang tersebut. Kami hanya sebatas menganalisa dan memperkirakan keadaan cuaca dan iklim.” jelas Julistianto.
Dalam pemaparan materi, masing-masing narasumber menyampaikan dan menguraikan program-program terkait. Misalnya Sistim Informasi Klimatologi, Meteorologi, Kalender Tanam Terpadu (KATAM) dan Kartu Nelayan.
Dengan penguatan informasi mengenai cuaca dan iklim kepada petani dan nelayan serta pengenalan informasi iklim dan cuaca serta pemanfaatan informasi iklim dan cuaca dalam usaha pertanian dan perikanan yang diharapkan dapat meminimalisir kegagalan produksi.
Selanjutnya Pikul/ICCTF akan membangun sistem informasi iklim dan cuaca berbasis SMS harian/mingguan yang akan disebar kepada kurang lebih 2000 petani dan nelayan di Kota dan Kabupaten Kupang. Sistem informasi iklim dan cuaca ini akan dicoba selama empat bulan kedepan oleh petani dan nelayan yang terlibat dalam lokakarya ini.
“Saat ini belum ada penerusan informasi iklim dan cucaca kepada petani dan nelayan. Informasi mengenai iklim dan cuaca regional, sebenarnya sudah diproduksi jauh lebih memadai oleh BMKG. Hanya saja, informasi iklim dan cuaca tidak diterima dengan baik oleh petani dan nelayan. Umumnya petani dan nelayan di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang tidak menggunakan internet. Padahal sebagian besar informasi detail mengenai proyeksi musim dan juga informasi cuaca harian dan mingguan berada di situs internet. Karena itu proyek ini akan membangun sistem kordinasi untuk mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan informasi cuaca dan iklim kepada petani dan nelayan.” jelas Torry Kuswardono, dari Perkumpulan Pikul.
Lokakarya ini juga melibatkan pendamping PPL perikanan dan pertanian dari Kabupaten dan kota Kupang.***(Teks oleh: Danny W., Ray Nomseoh, Foto oleh: Justin Juverya, Engky Djara Bale)