Pada 7 – 9 Desember 2015 Pikul atas undangan The Promise Timor Leste membantu melakukan perencanaan visi bersama (Visioning) bersama warga di Aldeia Quirilelo, Suco Asumano, Distrik Liquica, Timor Leste.
Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari perencanaan aktifitas bersama masyarakat di tingkat Aldeia (dusun) Quorilelo yang menjadi salah satu lokasi dimana The Promise Timor Leste bekerja. The Promise adalah LSM asal Korea yang sudah bekerja di Timor Leste sejak 2012. Pikul mengirimkan 2 orang fasilitator; Andry Ratumakin (Kepsek LBKB) dan Danny Wetangterah (KOMPOR officer).
Seperti biasa, visioning berlangsung penuh semangat dan vibran. Warga tetap hadir walau pelatihan berlangsung 3 hari, pagi sampai sore. “Kami berterima kasih sekali bisa dapat kesempatan mengikuti kegiatan ini. Ini berbeda dari pelatihan yang pernah kami ikut sebelumnya. Sebelumnya tidak ada yang suruh kami kerja dengan kemampuan sendiri, yang bisa motivasi kami untuk mulai kerja sendiri dulu sebelum minta ke pemerintah atau LSM. Semua datang kasih barang, minta kami kerja, terus pulang” jelas Joel, salah satu anak muda yang ikut serta dalam Visioning ini. Peserta Visioning tingkat dusun ini mencapai 46 orang.
Visioning yang dilakukan memang menggunakan pendekatan berbasis aset (Asset Based Approach) dan Penyelidikan Appreciative (Appreciative Inquiry) dengan metode fasilitasi VIBRAN, yang memungkinkan semua peserta, tua dan muda untuk terlibat aktif dalam sesi. Dalam sesi juga menggunakan metode “bermain sambil belajar”, visual design (menggambar) dan bercerita yang memudahkan bahkan untuk warga yang tidak bisa membaca/menulis untuk bisa terlibat aktif. Warga dusun ini datang dari satu rumpun klan saja.
Visioning di Quirilelo terbagi menjadi 3 sesi besar yaitu Merubah Cara Pandang, Menemukan dan Melipatgandakan Kekuatan serta Merumuskan Impian Masa Depan sebagai sesi terakhir. Di akhir sesi, selain warga diajak menentukan visi bersama; warga diminta untuk mulai merencanakan “langkah pertama” untuk memulai perubahan di tingkat dusun mereka. Uniknya, banyak warga yang dengan sukarela mengajukan diri untuk menjadi “pemimpin perubahan” dari beberapa langkah perubahan yang sudah direncanakan. Mereka menawarkan diri dengan sukarela dan akan mulai bekerja pada Januari 2016. Mereka siap bekerja walau awalnya tanpa dukungan lembaga manapun
Dari sekian banyak visi yang dirancang berbasis melipatgandakan kekuatan ini ada 3 capaian yang muncul dalam visi semua kelompok elemen masyarakat (orang tua, pengelola air, anak muda, perempuan) yaitu akses jalan, sekolah setingkat PAUD dan Listrik. 3 hal ini jadi impian mereka, maklum di Quirilelo belum ada listrik, jalan yang memadai dan sekolah terdekat berada sekitar 2 km di atas bukit.
“Pak lihat saja, tahun depan kami sudah ada listrik, jalan rabat dan TK. Sebenarnya kita sudah bisa buat, tapi selama ini kami masih tunggu pemerintah dengan LSM bantu. Sekarang kami mau kerja sendiri” tegas Maun Binu pada akhir Visioning dengan mata berbinar. Maun Tito adalah salah satu peserta yang sangat aktif selama kegiatan berlangsung. Dia menjadi salah satu “pemimpin perubahan” untuk mimpi Listrik, Jalan dan Sekolah pada visi dusun.
Untuk mimpi Sekolah setingkat PAUD di Quirilelo, 2 warga muda Ajitu dan Manna Jina bahkan langsung mengusulkan diri menjadi Sukarelawan pengajar. Untuk sementara mereka akan menggunakan gedung pertemuan yang sudah ada di dusun ini sebagai kelas. “Kita bikin dulu, nanti kalo sudah jalan, pemerintah datang liat pasti mereka bantu kita” tegas Ajitu, si calon Pak Guru PAUD. Begitulah, ketika niat baik bertemu dengan antusiasme, maka solidaritas bukan hal yang sulit.
Tak terasa 3 hari visioning akhirnya berakhir. Walau pada awalnya sediikit terkendala pada Bahasa karena warga kebanyakan menggunakan Bahasa Tetun dan bahasa daerah setempat, visioning akhinrya bisa berjalan dengan lancar.
Bagi pengguna facebook, dapat melihat foto-foto kegiatan di Quirilelo dengan mengikuti link ini: LIHAT FOTO
Pada 27 Desember, Danny salah satu fasilitator mendapat pesan di facebooknya. Pesan dari Joel, salah satu anak muda, warga dusun Quirilelo. Pesannya berbunyi begini: “mt sore kk sekarang di Quirilelo masyarakat mau bekerja sama untuk tanam pohon di pingiran sungai,di workshop kita bicarakan tentang Quirilelo hijau,,,& sekarang mereka sudah lakukan di Quirilelo……..JOEL MAFIRMA”.
Ada semangat yang terselip diantara dingin dan embun yang menetes di bukit dan pohon-pohon kopi di kebun warga dusun Quirilelo. Semangat untuk bangkit mengklaim kembali masa depan mereka.
Terima kasih untuk warga Aldeia Quirilelo yang ramah dan rekan-rekan The Promise Timor Leste yang sudah membantu dan menyediakan kesempatan ini. Ya, QUIRILELO MAFIRMA! (Maun Alin, Fiar Malu: Kakak adik saling bantu)*** (Danny, Andry)