Buku membuka wawasan tentang pertanian organik skala global dan saling terkait dalam hubungannya pertanian organik itu sendiri di Indonesia.
Judul buku : Pertanian ORGANIK Solusi Hidup Harmoni dan Berkelanjutan
Nama pengarang : Sebastian Eliyas Saragih
Nama penerbit : Penebar Swadaya
Alamat penerbit : Wisma Hijau Jl. Raya Bogor Km. 30 Mekarsari, Cimanggis, Depok 16952
Tahun terbit :2008
Jumlah halaman buku : iv+156 halaman
Kategori buku : Pertanian (ISBN 979-002-239-5)
BUKU bersampul hijau dengan ilustrasi tanaman dan daun pada cover depan sangat menggambarkan pertanian yang kerap menggunakan warna hijau sebagai warna simbolik.
Penulis buku ini adalah seseorang yang berkecimpung di bidang pertanian. Berdasarkan latar belakang pendidikannya, beliau adalah lulusan program S2 Sustainable Agriculuture dan merupakan pendiri dari beberapa organisasi nonpemerintah yang bergerak di bidang pengembangan pertanian dan penguatan petani.
Di awal buku ini, terdapat kata pengantar dari 3 orng professor yang berkecimpung di dunia pertanian, yakni mantan menteri pertanian Republik Indonesia, Guru Besar Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta, dan Ketua Dewan Pengawas Yayasan Bitra Indonesia. mereka mengangkat isu di bidang pertanian sebagai pengantar mereka, di antaranya mengenai kenaikan harga pangan yang dianggap sebagai The Silent Tsunami, isu revolusi hijau yang dikritisi namun berimbas pada terbentuknya pertanian organik, konsep go organik, dan ulasan tetang perjalanan pertanian organik.
Buku ini dilatar belakangi perkembangan pertanian organik dan standar pertanian organik serta industrialisasi dan komersialisasi hasil pertanian organik. Buku ini juga membawa pembaca tidak terlalu mengarah ke pertanian organik secara teknis dan praktis namun lebih kepada aspek sosial dan politik. Secara umum, buku ini juga memuat gambar dan foto yang memperjelas kondisi riil di lokasi pertanian. Buku ini terdiri dari 8 Bab yang menyajikan informasi tetang Pertanian Organik.
Revolusi Hijau dikatakan sebagai solusi atas krisis pangan (kelaparan) yang terjadi setelah perang dunia kedua dengan adanya benih uanggulan namun berdampak pada teknologi pertanian, pasar, hubungandengan konsumen, kesehatan dan kelestarian alam. Penulis juga menjelaskan bahwa pertanian organik hadir sebagai solusi dari dampak yang ditimbulkan dari revolusi hijau. selanjutnya, di dalam buku ini, pengertian dari Pertanian Organik dijelaskan dari berbagai sudut pandang.
Sejarah terbetuknya sistim pertanian organik ini ditampilkan pada bab 4. Pertanian organik lahir dari kearifan tradisional, sejarahnya melawan pertanian kimia, terbentuknya sertifikasi dan regulasi produk pertanian organik, dan pertanian organik itu sendiri di Indonesia . dari aspek ekonomi, Permintaan terhadap produk pertanian yang meningkat terhubung dengan pasar seperti gerakan fair trade dan pasar teikei. Pada umumnya, luas lahan pertanian organik mengalami perluasan secara global. Yang mengejutkan adalah revolusi pertanian di Cina dengan expansi lahan besar-besaran mengubah posisinya dari urutan 45 ke posisi 2.
Namun sayangnya, belum ada dokumentasi yang baik di Indonesia. Perkembangan pertanian organik yang begitu pesat tidak terlepas dari adanya tantangan dan kekuatiran dari yang menjadi dampak yang berkelanjutan dari perkembangan itu sendiri. Untuk menjawab tantangan tersebut, pertanian organik menjadi agenda strategis skala nasional melalui program go organik 2010 yang terus berlanjut ke program Go organik 2020.
Di awal membaca terutama sekilas dari cover depan, saya mnegira bahwa buku ini akan menjelaskan dan menggambarkan pertanian organik secara teknis dan praktis sehingga dapat diaplikasikan oleh maasyarakat atau petani yang ingin mengembangkan usaha pertaniannya. Buku ini tergolong agak berat dan kurang aplikatif untuk petani biasa tetapi lebih sesuai untuk “petani level atas” yakni pembuat kebijakan, akademisi, peneliti, pengembang dan pemerhati di bidang pertanian.
Buku ini semakin menarik ketika menyuguhkan tokoh-tokoh dan organisasi yang berperan dalam pertanian organik serta buku ini juga menyajikan data yang merupakan hasil studi atau riset. Sebaliknya, buku ini terkesan membosankan karena menampilkan gambar atau photo monokrom. Informasi dalam buku ini juga lebih benyak direferensi dari sumber online. *** (Penulis: Joanivita Soru, Relawan PIKUL, Angkatan 1)