Upaya Pelibatan Dunia Usaha dalam Isu Penanggulangan Bencana

Lembaga usaha adalah aktor pentahelix punya peran penting dalam penanggulangan bencana. Lembaga usaha perlu didorong bukan hanya untuk berkontribusi melalui bantuan yang bersifat charity, tetapi juga membangun nilai kebencanaan dalam sistem organisasi.

***

Sektor swasta memiliki sumber daya memadai dalam penanganan bencana, namun selama ini upaya-upaya terkait penanggulangan bencana yang dilakukan oleh sektor swasta tersebar dan koordinasinya satu sama lain kurang optimal. sebuah studi yang dilakukan oleh Grantham Research Institute on Climate Change and the Environment tahun 2016 menyimpulkan bahwa hal tersebut disebabkan oleh ketidakhadirannya insentif, kerangka kebijakan yang mumpuni, dan minimnya kapasitas untuk menanggulangi tantangan perubahan iklim.

Yayasan Penguatan Lingkar Belajar Komunitas Lokal (PIKUL) menyelenggarakan Workshop peningkatan pelibatan sektor swasta pada isu pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahan iklim dan cuaca ekstrim, Melalui proyek Komunitas Tangguh Iklim dan Bencana di Indonesia lewat penguatan petani perempuan (ICDRC-YFF) kerja sama dengan OXFAM dan atas dukungan dari Australian AID/DFAT- Kemensos RI.

Perwakilan BPBD Provinsi NTT Heyn Peter Ahab, S. St., MA membuka kegiatan workshop ini di Hotel Neo Eltari pada Kamis 20 Januari 2022.

Ia mengarahkan bagaimana adanya kerja sama dalam penanganan bencana dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam unsur pentahelix agar  rencana kerja kedepan  benar-benar tangguh berdasarkan motto BNPB.

Menurut Peter, kegiatan workshop seperti ini sangat bagus karena isu pentahelix dalam urusan kebencanaan ini secara legal formal sudah ada dalam PERKA BNPB tetapi selama ini khusus konteks NTT yang terlibat dalam forum PRB itu belum semua elemen terlibat apalagi dunia usaha, sehingga lewat kegiatan seperti ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dunia usaha dalam isu kebencanaan.

Kegiatan ini menghadirkan Narasumber dari kalangan akademisi sekaligus praktisi modeling cuaca Norman P.L.B Riwu Kaho,SP.,MSc yang menggambarkan fenomena cuaca extreme di NTT sekarang dan proyeksi 10 tahun ke depan serta dampak dan antisipasi bagi dunia usaha. Sementara itu narasumber dari perwakilan dunia usaha Odik Adrianus Mesakh memaparkan peluang dunia usaha untuk dukungan bagi aktivitas pengurangan resiko bencana dan dampak suara ekstrim. Dilanjutkan Buce E,Y Ga menyampaikan tentang pengurangan resiko bencana dan praktik baik pelibatan dunia usaha dalam aktivitas pengurangan resiko bencana sebagai Perwakilan FPRB NTT.

Harapan Dunia Usaha

Menurut Alens Manafe perwakilan Coop TLM, Kegiatan ini sangat mendukung dunia usaha untuk terlibat aktif dalam isu kebencanaan. “kegiatan ini sangat membantu untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran bagi dunia usaha untuk terlibat dalam urusan kebencanaan, karena kami khususnya Coop TLM kami senang dengan kegiatan seperti ini. Selama ini kami hanya dapatkan informasi-informasi dan tidak pernah terlibat dalam kegiatan seperti ini dan ini sangat membantu mendorong dunia usaha lain untuk konsen juga dalam urusan kebencanaan mengingat urusan bencana ini adalah urusan bersama”.

Ia mencontohkan pada saat seroja lalu mereka langsung membentuk tim untuk penanggulangan bencana, untuk internal dan kami lakukan pemberian bantuan di kampung-kampung terdampak. Menurutnya penyebab keterlibatan dunia usaha dalam PRB belum optimal  karena pemahaman soal penanggulangan bencana yang masih berbeda-beda sehingga harapannya melalui kegiatan ini sudah mulai ada inisiasi soal keterlibatan dunia usaha dalam isu PRB.

Feedback bagi Akademisi

Norman P.L.B Riwu Kaho,SP.,MSc, akademisi yang menjadi bagian dari FPRB NTT mengatakan lewat kegiatan ini Tentu saja dapat mendorong partisipasi elemen akademisi dalam urusan PRB karena sektor akademisi atau perguruan tinggi ini merupakan aktor penting pentahelix dalam penanggulangan bencana.

“Kegiatan ini sebenarnya juga membuka pemikiran kita bahwa ada perwakilan dunia usaha yang penting untuk kita libatkan dan juga tidak kalah penting selama ini kita selalu menganggap bahwa informasi dari pendidikan mulai jurnal, artikel ilmiah dan lainnya  cukup hanya sampai dipublikasi saja. Tetapi ternyata lewat  informasi dari teman-teman di penyandang disabilitas ternyata bahwa informasi selama ini belum cukup dan tidak muda untuk mereka pahami. hal semacam ini menarik karena dengan adanya  kegiatan ini dapat menjadi feedback bagi kami di dunia akademisi untuk memperbaiki bagaimana meneliti, pihak mana saja yang harus dilibatkan,  lalu kemudian bagaimana menyajikan hasil kajian yang bisa dipergunakan oleh semua para pihak yang  ada di NTT.

Workshop ini dihadiri oleh Organisasi Penyandang Disabilitas, LSM/OMS, Pemerintah, Sektoral Swasta, BUMN, Non BUMN, UKM, dan UMKM.***(Mariano Lejap-PIKUL)

 

 

Post Related

Scroll to Top