Deklarasi Rakyat untuk Keadilan Iklim 2025
Kami, rakyat dari berbagai latar belakang—masyarakat adat, petani, nelayan, buruh, perempuan, pemuda, masyarakat miskin kota, dan penyandang disabilitas—mengalami langsung dampak […]
Kami, rakyat dari berbagai latar belakang—masyarakat adat, petani, nelayan, buruh, perempuan, pemuda, masyarakat miskin kota, dan penyandang disabilitas—mengalami langsung dampak […]
Di Kupang, sampah bukan lagi sekadar plastik yang terbang dari pasar ke got. Ia telah menjelma menjadi ornamen kota, hiasan
Lautan, sumber kehidupan yang tak ternilai, kini menghadapi tantangan yang kian mendesak. Hasil tangkapan laut stagnan, ekosistem rusak, dan tekanan
Kabupaten Sabu Raijua menghadapi krisis sumber daya air akibat kondisi geografisnya yang kering serta eksploitasi air tanah yang tidak terkendali
Waiwuring, sebuah desa pesisir di timur Flores, menjadi cermin kecil dari dampak besar yang ditimbulkan oleh perubahan iklim global. Wilayah
Diskursus perubahan iklim dalam ruang-ruang akademik dan kebijakan seringkali terlalu jauh dari realitas konkret masyarakat di pinggiran. Bahasa teknokratik seperti
“Saya rasa, pangan laut itu sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan orang-orang di pesisir.” Kiston Diaz, Pemilik rumah makan Tepi Rumah
Siaran Pers Jakarta, 18 Juni 2025 – Aliansi Rakyat untuk Keadilan Iklim (ARUKI) menyayangkan proses penyusunan dokumen Second Nationally Determined
Rencana pembangunan berskala besar di Indonesia, seringkali dibungkus dengan dalih meningkatkan ketahanan pangan, energi atau pariwisata. Meskipun terdengar mulia, sejarah
DISPARITAS ANTAR DAERAH Isu ketimpangan pembangunan antar daerah di Indonesia masih serius meski desentralisasi telah berjalan sekitar 26 tahun. Padahal